PENDUGAAN ALIRAN SUNGAI BAWAH TANAH DI DESA HARGOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE VERY LOW FREQUENCY-ELECTROMAGNETIC (VLF-EM) DENGAN FILTER NOISE ASSISTED- MULTIVARIATE EMPIRICAL MODE DECOMPOSITION (NA-MEMD)

yesi yusmita

Abstract


Abstrak

Air di kawasan karst mengalir melalui sistem retakan celah gua. Air bawah permukaan akan terakumulasi dan mengalir dalam suatu pola aliran tertentu melalui lorong-lorong gua yang pada akhirnya membentuk sungai bawah tanah. Sungai bawah tanah daerah karst terkadang dapat berada sejajar horizontal namun alirannya berlawanan, bahkan dapat juga saling menyilang bertingkat tidak saling berhubungan. Salah satu daerah yang memiliki kondisi seperti itu adalah desa Hargosari, kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Sebenarnya di daerah tersebut banyak terdapat air sungai bawah tanah sekalipun di musim kemarau, namun posisi serta kedalamannya belum diketahui, sehingga dilakukan penelitian dengan metode geofisika yaitu metode Elektromagnetik Very Low Frequency untuk mengestimasi keberadaan dan kedalaman sungai bawah tanah tersebut. Data lapangan yang didapatkan dari hasil pengukuran metode VLF-EM biasanya tercampur dengan noise dan outlier, untuk itu digunakan filter NA-MEMD (Noise Assisted-Multivariate Empirical Mode Decomposition) yang mampu mereduksi noise dan outlier dari data pengukuran, dan juga  menggunakan  filter Moving Average, dan filter Karous H-jelt untuk menghasilkan kontur rapat arus ekivalen sehingga posisi sungai bawah tanah dapat diketahui.

Hasil interpretasi rapat arus ekivalen menunjukan arah sungai bawah tanah di desa Hargosari ke arah barat mengikuti aliran sebelumnya, dengan kedalaman sungai bawah tanah terlihat pada lintasan 1 berada pada kedalaman 125 m, pada lintasan 2 sungai berada pada kedalaman 120 m, lintasan 3 sungai berada pada kedalaman 112 m, lintasan 4 berada pada kedalaman 105 m, dan untuk lintasan terakhir yaitu lintasan 5 berada pada kedalaman 95 m. Untuk sungai 2, baru terlihat pada lintasan 2 pada kedalaman 115 m, lintasan ke tiga pada kedalaman 110 m, lintasan ke empat pada ke dalaman 100 m, dan untuk lintasan kelima pada kedalaman 80 m.  Berdasarkan hasil penelitian ini, arah aliran sungai bawah tanah di desa Hargosari mengarah ke Barat.

Kata Kunci : Sungai bawah tanah, VLF, filter NA-MEMD, filter Karous HJelt, rapat arus ekivalen.

 


Full Text:

PDF

References


Bayrak, M. 1995. Use of Electromagnetic VLF Method in Shallow Exploration in Turkey (in Turkish). Jeofizik, 9-10, 143-148.

Hiskiawan, P. 2009. High Resolution Deteksi Reaktif Patahan Dangkal dengan Metode Geofisika, VLF-EM. Jurnal Ilmu Dasar Vol. 10 No. 1. 2009 : 68 – 76.

Hiskiawan, P. 2011. Akuisisi Data VLF-EM Menggunakan Teknik Konvensional dan Teknik Gradio. Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia Vol.11 (1) p.18-22.

Karous, M. dan Hjelt, S.E., 1983. Linear Filtering of Dip-Angle Measurements, Geophysical Prospecting 31, 782-794.Kusumayudha, S.B., 2005. Hidrogeologi Karst dan Geometri Fraktal di Daerah Gunungsewu, Adicita, Yogyakarta

Rehman, N., Park, C., Huang, N.E., Mandic, D.P., 2013. EMD via MEMD: multivariate noise-aided computation of standard EMD. Adv. Adapt. Data Anal. 05, 1350007

Rismaningsih, F., 2014. Estimasi Keterhubungan Sungai Bawah Tanah Antara Seropan Dan Bribin Dengan Metode Geofisika Very Low Frequency Di Daerah Gunungkidul Yogyakarta, Tesis, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta.

Wang, G, et al. 2010. On Intinsic Mode Function. Multivariate Noise-Aided Computation of Standard EMD. Advan. Adapt. Data anal., Vol. 2, no. 3 World Scientific Publishing Company




DOI: https://doi.org/10.35314/ip.v8i1.305

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 INOVTEK POLBENG


This Journal has been listed and indexed in :

         

Creative Commons License
inovtek polbeng by http://ejournal.polbeng.ac.id/index.php/IP is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License